We’ve updated our Terms of Use to reflect our new entity name and address. You can review the changes here.
We’ve updated our Terms of Use. You can review the changes here.

Tinjau Belukar

by Tentang Langit

/
  • Streaming + Download

    Includes unlimited streaming via the free Bandcamp app, plus high-quality download in MP3, FLAC and more.
    Purchasable with gift card

      $10 USD  or more

     

1.
Kelabu 02:43
Bermula satu ceritera Terkandas, seribu satu rasa Di pagi hari, mengharap pelangi Yang hanya menanti Cuma konkrit kelabu Yang memasung impi Terkilan membaca berita Terbongkar seribu satu rahasia Cerminkan diri, mencari erti Mengharap pelangi Yang ada hanya kelabu Untuk mewarnai hati
2.
Izinkanku bertanya, wahai sang bayu Mengapa kau berduka, menjelang hujung waktu Hatimu yang tulus, ditelan arus kota yang kian maju Nafasmu kini tersekat di celahan belantara baru Oh manisnya kata-kata mereka Sehingga kau dipenjara Izinkanku bertanya oh mimpiku Segala maksudmu Segala yang tersirat di kalbu Kau perlihatkanku datangnya dia di hujung waktu Dunia jangan kau bawa mimpiku bersamamu Oh manisnya kata-kata mereka Sehingga kita terpedaya Izinkan ku mencari Kalimah buat nafasku yang terakhir Aku masih di sini Masih menunggu cahaya esok hari Oh manisnya kata-kata mereka Segalanya diperkosa
3.
Pagi 02:55
Gemersik suara hati yang terluka Api yang membakar jiwa kian hambar Hempukkan hidup semakin terselah Sinar mentari seakan gerhana Mengapa ada lelah di hati Menepis resah diganti ilusi Mengapa ada kesal di hati Titip harapan pada langit pagi Lembayung senja kini enggan bersama Ternyata angkuh masih membakar Canggung melihat tingkah yang sebenar Matinya deria ditelan alpa Mengapa ada kesumat di hati Sedangkan ia sekadar ilusi Mengapa ada rasa bangga diri Gerhana kembali melanda pagi
4.
Lima tiga puluh, dinginnya dini hari Loceng jam berbunyi, keluarga masih dibuai mimpi Bersiap untuk menempuh hari Doa dilimpah rezeki Harap kasih anak isteri yang ditinggalkan seketika Hari demi hari Penumpang silih berganti Dibawa ke sana sini Tujuan masih tak pasti Setiap lorong setiap pelusuk kota Setiap jalan membawa cerita Ada riang ada duka, penuh harapan atau ditelan lara Bangunan tinggi tidak bermakna lagi Cita- cita kian sepi ditelan bumi sendiri Hari demi hari Penumpang silih berganti Cekalkan hati sendiri Tujuan, mencari yang pasti Kembara di jalanan Satu lumrah harian Merempuh segala rintangan demi mencapai kesejahteraan Kembara di jalanan Satu lumrah harian Merempuh segala dugaan demi mencapai kesejahteraan Maghrib berkumandang di radio Tiba masanya pulang ke pelukan keluarga tersayang
5.
Doa dan restu menjadi saksi Terasa hari seakan abadi Di kota yang tak kenal sepi Terpaksa hadam segala yang diberi Amarah semakin menular Pertempuran rasa mencari medannya Oh dewa kota yang dipuja Marhaenmu mencari penawar sengsara Nyalalah api keangkuhan Di kota sengketa yang bertopengkan kedamaian Senda tawa dan irama jentera jalanan Dengungan khayalan Waktu seakan mencengkam hati Terasa hari seakan abadi Di kota yang tak kenal sepi Terpaksa hadam segala yang diberi Senafas, berterbangan di angkasa Seteguk, menepis segala nestapa Sebutir, penguat jiwa Mengejar impian entah ke mana Nyalalah api keangkuhan Di kota sengketa yang bertopengkan kedamaian Senda tawa dan irama jentera jalanan Dengungan khayalan Merah tanda marabahaya Laungkan penguat suara Selamatkan jiwa
6.
Malam 05:06
Giliran malam menyelubungi kota Cahaya kuning jalanan Dan sinar bulan bersua Pulanglah semua Tinggalkan dosa siang Tidurlah semua seperti Anak dalam buaian Tinggalku seorang tua Mencari harta Diantara kaca dan akhbar harian Sebelum ku lena Berselimutkan harapan Dan dingin malam Terdengar teriak kota Di kala ketenangan Sakitnya luka di siang hari Tiada siapa yang peduli Sungai di tengah kota Teman penglipur lara Suasana yang memabukkan Arus menghanyutkan duka Tinggalku seorang wanita Mencari teman untuk menjalin asmara demi mata pencarian Sebelumku lena berselimutkan harapan dan dingin malam Tinggalku seorang diri mencari jawapan Mencari ketenangan di kala kekalutan Sebelumku lena berselimutkan harapan dan dingin malam
7.
Elegi 04:48
Berkibarlah panji-panji peperangan Di antara hati dan fikiran Racun dunia yang memakan diri Pasti kelak akan berakhir Di atas perahu yang hanyut di lautan Mencari bintang untuk dijadikan pedoman Seorang diri berkelana mencari pasti Hati di tangan takdir Benarkah pelangi yang ku kejar selama ini Hanya mainan mimpi Di malam hari Sugul dan sepi disisi Dan bertemankan elegi Benarkah pelangi yang ku kejar selama ini Hanya mainan mimpi Di malam hari Sugul dan sepi disisi Dan bertemankan elegi
8.
Oh tuhan metropolis megah sungguh bandarayamu Tersergam indah kota impianmu Oh tuhan metropolis ramai para pengikutmu Yang mengabdikan diri, jiwa dan raga, setiap masa tanpa lupa demi kepentingan mu Oh tuhan metropolis sang pencatur sakti, dewa zaman kini Oh tuhan metropolis jadikanlah kami pekerja yang tak erti penat lelah kerja siang malam membanting tulang Demi kepentinganmu Di sana mereka menyanyi nasyid dan liturgi Menjunjung kebesaranmu Demi stabiliti ekonomi, nilai harga diri, denyutan nadi Demi kepentinganmu
9.
Mardhiah 04:34
Di waktu kalut berleluasa Dan harapan terselindung di sudut hati Kau hadir dalam sepi Tawamu penghapus duka dan lara Dan tangismu penawar rindu Pembawa kasih sayang Oh Mardhiah tabahkan dirimu selalu Di dunia yang mahunya hanyalah dirimu Berjuta bintang di langit tak setara yang satu Yang telah bertakhta di hatimu Dewasa penuh pancaroba Jalan sunyi yang bakal kau lalui Ia hanya sementara Segala pahit yang kau rasa Percyalah semuanya akan berakhir Akan kembali suci Oh Mardhiah tabahkan dirimu selalu Di dunia yang inginkan segalanya darimu Berjuta bintang di langit tak setara yang satu Yang telah bertakhta di hatimu Datang malam sepi Alam putar menari Nafas hanyalah mimpi Sedarlah kepada yang abadi Oh Mardhiah tabahkan dirimu selalu Jangan kau mudah menyerahkan jiwamu Berjuta bintang di langit tak setara yang satu Yang telah bertakhta di hati Dunia bukan sebagai ganti Sentiasa sucikan hatimu

about

[GHN-01] TENTANG LANGIT - Tinjau Belukar LP

Release date: 17 July 2021
Click here to purchase:
www.surfacenoiserecs.com/products/pre-order-tentang-langit-tinjau-belukar-lp?category=pre-order


Tentang Langit is a Singapore-based singer-songwriter. He has also played in bands such as Abrasion, Lubricant, Stellarium and Anxious Living. Born and raised in a metropolitan city, Tentang Langit came to fruition in 2018. Harsh realities and the mundane being the subject matter in his music, charmingly set amidst a uniquely local cityscape.

This album is about uncovering beauty in the ordinary, and a tribute to those whose sacrifices and lost dreams have gone seemingly unnoticed in Singapore's overwhelmingly concrete jungle.

Tentang Langit serves as a reminder that music is one of the most powerful forms of human expression.

Mencari katarsis pada kata-kata berlatarkan alunan melodi. Menceritakan tentang kehidupan seharian yang penuh cabaran. Tentang cita-cita dan impian yang ada di setiap jiwa, yang semakin hari semakin sukar untuk dicapai. Cerita rakyat yang sering berkedengaran di kedai kopi - tentang kesedaran, tentang harapan. Cerita-cerita petang; sambil menikmati secangkir kopi atau teh dan sebungkus tembakau.

credits

released July 17, 2021

license

all rights reserved

tags

about

Gerhana Records Singapore

Record label that aims to promote music in Bahasa Melayu and Bahasa Indonesia

contact / help

Contact Gerhana Records

Streaming and
Download help

Report this album or account

If you like Tinjau Belukar, you may also like: